Namun, cita-cita seorang dokter seperti saya memang adalah untuk memiliki tempat praktek sendiri (yang bisa dibuka dan ditutup semaunya, hehehe). Maka jadilah tempat praktek ini yang disediakan dengan baik hati oleh mertua saya.
Tempat praktek saya yang baru ini lebih lapang dan nantinya akan mencakup sebuah apotek juga. Ruang tunggunya luas dengan 2 set kursi tunggu bandara, penerangan yang memadai serta 2 buah kipas angin plafon. Kamar mandinya mungil tetapi bersih dan tidak bau.
Bagaimana dengan ruangan praktek saya? Ruangan tentu bagus sekali. Dengan meja dokter paling keren yang pernah saya lihat, tempat tidur periksa yang didatangkan dari Jakarta dan sedikit dimodifikasi, rak buku-buku kesayangan, dan beberapa alat diagnostik dan terapi seperti tensimeter digital, termometer non kontak, nebulizer, dan lain-lain.
Dengan tempat praktek yang baru ini juga memungkinkan saya untuk memberikan pelayanan lebih kepada pasien. Misalnya, saya sekarang bisa:
- melayani peserta Inhealth
- nebulisasi penderita asma
- ekstraksi benda asing dari telinga dan hidung
- jahit luka dan rawat luka
- tindakan bedah minor
- memeriksa kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol dengan sampel darah kapiler
(menggunakan GCU meter)
Dan saya masih memiliki 1 ruangan ekstra yang bisa digunakan sebagai tempat laboratorium atau tempat praktek dokter yang lain. Jika ada yang berminat, silakan hubungi saya. :D
Ini adalah foto tampak depan dari tempat praktek saya.
Ini papan nama saya yang kekecilan, eksentrik, dan akan segera diganti.
Ini adalah pintu ruangan tempat praktek saya dengan ruangan tunggunya.
Ini meja dokter terkeren yang pernah saya lihat. (Tolong perhatikan kata "saya"-nya)
Ini alat-alat kesayangan saya.
Wah, tempat prakteknya bagus, dok. Sudah ramai apa belum?
BalasHapusHahahaha. Kalau ramai belum, tapi sudah mulai ada pasien. Hehehe.
BalasHapusI'm so glad to see this, doc. Wishing you a successful ministry ahead, keeping in mind whom you are serving.
BalasHapusEx toto corde meo.
Wah... selamat, Hadi ^^
BalasHapus